Makanya, ketika ini terbangun angkutan kota juga harus tertata dengan baik, untuk mendukung perpindahan penduduk ini.
Selain itu untuk mengurai kendaraan dalam kota, nantinya juga bisa dibuat regulasi untuk melarang kendaraan-kendaraan yang tidak berkepentingan masuk Makassar guna mengefektifkan pengurangan volume kendaraan dalam kota.
Selain itu, ada dampak ekonomi dengan adanya proyek ini. Harga lahan di sekitaran lokasi itu otomatis akan meningkat.
Sementara itu pengamat transportasi Universitas Negeri Makassar (UNM) Qadriathi Daeng Bau mengatakan pemerintah juga perlu meninjau kesiapan sarana dan prasarana di sana.
Di jalur segmen 1, km 00 hingga Bantimurung dinilai sangat rawan rusak. Alasannya, jalur itu kerap dilalui kendaraan dengan tonase yang berat.
Hal ini memang akan menjadi tantangan besar ke depan, sebab nantinya jalur trans ini tidak hanya menampung perpindahan manusia, tetapi juga barang. Pekerjaan rumah memastikan jalur itu bisa bertahan dengan tingginya volume kendaraan berat yang lewat.
“Sekarang diperhatikan apa yang dibangun di sana. Sudah diperhatikan ndak infrastruktur di sana. Sudah diperhatikan tidak pergerakan jalannya. Kan, di jalan situ arah Gowa ke sana sempit, kemudian jalan berlubang. Ketiga kendaraan apa yang lewat di sana,” ujarnya.
Beberapa kendaraan utamanya di kawasan itu banyak mengangkut tambang galian C yang semestinya harus diatur agar tak merusak jalan. “Apakah delapan ton-kah, ada kualifikasi, perlu dievaluasi dan perlu dikaji,” terangnya.
Lebih lanjut dia menjabarkan kondisi dalam kota. Saat ini meski kecepatan relatif masih di atas 20 km per jam, ada beberapa wilayah yang crowded dengan masuk rating D, hingga E.