English English Indonesian Indonesian
oleh

Keluarga Sebut Banyak Keanehan di Balik Tewasnya Arfandi

“Bapak.. Mama… tolong ka. Saya bukan begal, bukan ka ‘palukka’. Saya bukan bandar narkoba. Tolongka kodong.”

Muh Saharuddin DM
MAKASSAR

BEGITULAH kalimat yang dilontarkan Mukkram menirukan teriakan anaknya Muh Arfandi Ardiansyah yang tewas usai ditangkap Tim Satresnarkoba Polrestabes Makassar.

Di kediamannya di Jalan Kandea 3 Lorong 2 No 22, Makassar, Mukkram tak bisa lagi menahan air matanya saat menceritakan fakta sesungguhnya atas kematian anak pertamanya.

Bukan hanya Mukkram, para keluarga pun tak kuat menahan air mata mendengar kembali awal mulai kematian yang sebenarnya dialami remaja berusia 18 tahun itu. “Setengah mati kodong anak saya dipukul. Tanpa melawan karena langsung saja berhentikan lalu tendang motornya baru dipukul terus-menerus,” ungkap Mukkram mengulang percakapan itu dari saksi mata yang ditemuinya, kepada FAJAR, Selasa, 17 Mei.

Lelaki berusia 39 tahun itu perlahan menyeka air matanya. Dia berusaha menenangkan diri. Namun, tangisan itu kembali pecah setelah menceritakan pukulan terakhir yang membuat Arfandi seketika tak sadarkan diri.

“Berkali-kali dia bilang, Mak.. Pak… tolong ka. Terakhir kalinya, langsung dihantam pakai senjata mengarah ke bagian belakang kepalanya. Disitulah anak ku tidak lagi bersuara,” sambungnya.

Bahkan saat dikabarkan meninggal karena alasan sesak napas, dirinya dan keluarga sangat tidak terima apa yang disampaikan itu. Apalagi banyak memar di tubuhnya. Paling parah bagian wajahnya. Beberapa jari-jari dari kedua tangannya, patah. Telinganya pun mengeluarkan darah.

News Feed