Setelah memuji kebesaran Allah Sang Pencipta, dia kemudian berucap, “Hadirin sekalian, sesungguhnya, siapa yang menikahi keponakannya sendiri, itu perbuatan haram. Ia tergolong kafir dan wajib dibunuh!”
Hadirin gemuruh. Ptolemaus merah-padam wajahnya. Dia sangat terkejut, tidak menyangka Nabi Yahya akan berani berkata begitu. Sebagai penguasa di salah satu wilayah imperium yang besar, ia merasa dipermalukan di depan rakyatnya. Ia merasa sangat menyesal meminta pendapat Nabi Yahya.
Hadirin pun bubar dankembali melaksanakan aktivitas masing-masing. Namun keputusan berani Nabi Yahya menjadi perbincangan mereka.
Setelah keputusan di rumah ibadah itu, Putri Herodia yang juga dimabuk asmara,merasa sangat kecewa. Tidak tanggung-tanggung ia kemudian membujuk Ptolemaeus agar membunuh Nabi Yahya as. Keponakan nan jelita itu menari-nari sembari memberi Ptolemeus arak. Berulang-ulang iamembujuk agar Nabi Yahyadibunuh.
Kisah yang tertuang dalam Ensiklopedia Palestina yang ditulis Dr. Thariq As-Suwaidan ini, menceritakan Ptolemaeus akhirnya memerintahkan agar Nabi Yahya ditangkap. Kepala manusia mulia itu pun dipenggal. Tak lama kemudian, Nabi Zakariah pun dibunuh. Tidak tanggung-tanggung, dua nabi agung dibunuh atas perintah Ptolemaeus atas bujukan Herodia dikarenakan cinta buta.
Dan kaum Yahudi di Palestina berbuat apa ketika dua nabi dari kaumnya dibunuh di depan mata mereka? Mereka memilih diam. Cari aman. Seakan itu adalah peristiwa biasa bagi mereka. (*/)