English English Indonesian Indonesian
oleh

Puan Maharani Ungkap Bung Karno Pernah Jadi Pedagang Kain, Dapat Komisi 10 Persen

Dan sekarang di Endeh, walaupoen boeat saja sendiri saja tidak bisa beli apa-apa, maka toeh boeat saja poenja sobat-sobat orang Endeh jang ingin berpakaian bagoes, saja tolong pesankan bakal-bakal pakaian kepada toean poenja toko djoega. Dan saban kain-kain datang, mereka selaloe berkata dengan gembira: “pawe he, toea, pawe! “
Artinya: “Bagus selaloe, toan, bagoes sekali!

Tulisan tangan tersebut diakhiri goresan tanda tangan Bung Karno. Dalam iklan itu, Tan Tjoei Gin juga menuliskan sejumlah kata-kata yang mengajak orang berbelanja ke tokonya:

Di ini zaman perlintasan, di ini zaman kemadjoean, kita berpakean boekan hanja oentoek menoetoepkan anggota badan kita. Kita orang berpakean, jang teroetama ontoek mengoendjoek bahwa kita ada sebagi bangsa, ada harga penoeh sebagi lain-lain bangsa, sebagai manoesia kita poen tidak lebih koerang dari oemat Toehan jang mana poen! Oentoek Noesa dan Bangsa Toean dan Njonja dateng pada:

“Pasoendan” Oentoek Keperloean Pakaian datanglah pada: Groot WOLLEN MAGAZIJN Firma Tan Tjoei Gin Pasar Baroe 50 Bandoeng. Tak lama setelah iklan itu terbit, Tan Tjoei Gin sempat ditangkap dan diinterogasi oleh Belanda karena dianggap menyebarkan iklan provokatif.

Tan baru dilepaskan setelah dia menjelaskan bahwa tidak ada tujuan politik di sana. Hanya promosi kain semata. Cerita dari Mbak Puan itu mungkin tak terlalu diketahui umum.

Sejarah mencatat, Bung Karno memang pernah dibuang ke Ende gegara kegiatan politiknya yang membuat Belanda khawatir. Bung Karno pun diasingkan ke Ende sejak 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938. Tentang Bung Karno menjadi pedagang kain menjadi bagian tak terpisahkan dari ketokohannya. (*/adk/jpnn)

News Feed