“Konteksnya di FT Unhas yakni membangun desa di tiga kabupaten. Tak hanya Gowa, tetapi juga Maros dan Barru,” ucapnya.
Sementara kata Prof Isran, semester depan FT UH akan menerjunkan seribu mahasiswa untuk mulai bergabung dalam program inklusif desa tersebut.
Ketua Satgas Nasional Desa Inklusif DPP Kagama, Didiek Anggrat mengatakan, kehadiran program ini untuk memastikan akses dan partisipasi warga desa yang setara dalam penyelanggaran pembangunan desa.
Juga mendorong pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam penyediaan layanan bagi masyarakat. Termasuk mengembangkan potensi dan sumber daya yang dimiliki desa untuk kesejahteraan masyarakat desa. “Desa Inklusif bukan sesuatu yang baru, tetapi Kagama sudah melakukan ini di beberapa daerah. Oleh karena itu, satu kebanggaan kabupaten Gowa yang akan dijadikan sebagai pilot project,” ungkapnya. (wis/*)
