FAJAR, MAKASSAR — Peternak sedang waswas. Ternak sapi mereka bisa saja terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Memang PMK ini belum masuk di Sulsel. Tetapi sudah mulai ada di Jawa Timur, dan PMK ini menyerang ternak mereka,” kata Anggota DPRD Sulsel, Arfandi Idris, Jumat, 6 Mei.
Alumni Fakultas Peternakan Unhas ini menyarankan, sapi yang beredar di pasaran perlu ditracing. Untuk mengantisipasi masuknya PMK di Sulsel.
“Karena ketika manusia memakan daging sapi yang terkena PMK, maka itu berbahaya. Makanya kita harus berhati-hati,” tutur Anggota Komisi A ini.
Selain itu, PMK juga ikut mengganggu stabilitas harga daging. Disinyalir PMK masuk ke Indonesia melalui impor daging sapi dari negara lain. Sebab virus PMK berasa di India.
“Virus ini bisa mengakibatkan populasi ternak berkurang, karena cepat mati,” beber pria asal Bantaeng ini.
Selain itu, sedari dini lalu lintas ternak segera diantisipasi menjelang Iduladha. Sebab saat kurban dibutuhkan banyak sapi. Ia menambahkan, pemerintah harus mampu menjaga pintu masuk ternak.
Ciri-ciri ternak yang terkena PMK yakni mulut sapi berbusa, keluar lendir berlebihan di mulut, demam, mulut luka-luka seperti sariawan, ternak enggan makan dan pincang, lalu akhirnya mati.
“Kalau sapi mati karena terkena PMK, maka harus langsung dibakar. Karena dagingnya tidak bisa dimakan oleh manusia,” pungkasnya. (sae/yuk)