Bahkan, dalam keluarga itu jangan pernah memberi peluang orang lain memberikan perhatian kepada pasangan. Kenapa? Karena ketika sudah ada orang lain memberikan perhatian lebi, maka bisa saja perhatian itu beralih ke selingkuh.
Belajar Terus
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UN) Novita Maulidya Jalal mengatakan menjalin rumah tangga bukan terbangun dalam satu hari. Tak hanya saat ijab kabul, lalu selamanya akan sempurna.
Akan tetapi, pernikahan itu suatu proses saling belajar satu sama lain. Itu akan berlangsung terus menerus. Lalu, kenapa dengan adanya cinta, banyak dikorbankan?
Cinta pada dasarnya adalah emosi dasar yang ada sejak lahir yang diberikan oleh Tuhan. “Jadi tidak ada anak kecil yang belajar di sekolah mempelajari cinta, arena itu sudah ada,” terangnya.
Makanya tidak heran, kalau banyak kasus yang asal muasalnya karena cinta. Banyak anak-anak narkoba, judi, mencuri, dan sebagiannya karena kehilangan cinta dari rumah.
Banyak suami atau istri juga selingkuh karena kehilangan cinta dari rumah. Jadi cinta itu dapat terjadi pada siapa pun tidak melihat strata pendidikan dan jabatan.
Ia juga menjelaskan bahwa kesetiaan dalam rumah tangga terjadi ketika ada usaha kedua belah pihak. Rumah tangga itu jauh lebih harmonis ketika kedua belah pihak sama-sama bertahan.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan, ada pasangan yang salah satunya saja yang terus belajar, terus mengalah, dan berkorban. Lalu, satunya tidak. Kenapa itu terjadi? Harus dilihat dari sudut pandang psikologi bahwa setiap orang itu berbeda.