FAJAR, MAKASSAR — Power plant LNG (Liquefide Natural Gas) terbesar di kawasan Asia segera dibangun di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulsel. Owner PT Global Nickel Indonesia (GNI), Ryan Latief mengatakan, kerja sama pihaknya dengan PT Pertamina sudah rampung pada Kamis, 21 April lalu.
Investasi awal pembangunan power plant raksasa tersebut menyedot anggaran Rp30 triliun. Rencananya, usai Lebaran nanti tim teknis akan melakukan site visit ke Luwu Timur.
Survei lokasi pembangunan konstruksi power plant serta alur storage distribusi LNG. Meliputi titik pelabuhan layak sandar kapal induk LNG, serta instalasi ke titik pembangunan smelter feronikel. Tim teknis juga akan mencari jalur distribusi terkait bantuan listrik yang akan diberikan secara gratis kepada masyarakat lokal sebagai wujud program CSR.
Pembangunan power plant LNG ini juga sebagai penunjang rencana pembangunan smelter GNI di Lutim, untuk membangun kawasan industri yang saling berintegrasi di sektor pertambangan, pertanian, dan UMKM.
“Kehadiran power plant LNG ini akan menjadikan Lutim sebagai daerah yang potensial dari sisi pengembangan ekonomi di sektor industri dan perkebunan,” ucap Ryan yang juga pengurus Dewan Ekonomi Indonesia Timur Bidang ESDM ini, Jumat, 22 April.
Menurut Ryan, kontribusi itu dilakukannya sebagai putra daerah untuk membangun Luwu Timur lebih baik lagi. Ketua Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT), Annar Salahuddin Sampetoding mengapresiasi rencana kehadiran power plant LNG tersebut. “Saya harap ini bisa menjadi pemicu tumbuh pesatnya ekonomi di Indonesia bagian timur, khususnya di Tanah Luwu,” tutupnya. (rls/*)