Mengetahui hal tersebut Oh Myung-ju tentu memikirkan konsekuensinya, dengan kata lain Oh Myung-ju sadar akan ada berbagai penyesuaian, mulai dari mengurus kebutuhan anak hingga pemasukan rumah tangga mereka. Keduanya dituntut untuk berbagi sekaligus bertukar peran dalam rumah tangga. Meski awalnya sang suami tidak kooperatif namun setelah Oh Myung-ju memberi peringatan keras dan keduanya mencapai kesepakatan, rumah tangga mereka dapat selamat dari guncangan dan mulai berbagi peran.
- Tekanan bagi seorang pemimpin wanita
Meski populasi warga dunia didominasi oleh wanita, nyatanya wanita yang mendapat bagian dalam memimpin sesuatu masih suka diremehkan. Hal ini juga dialami oleh Jin Ha-kyung ketika dirinya didapuk menjadi kepala tim. Walau awalnya kikuk dan tak lepas dari cibiran orang lain, Jin Ha-kyung dapat membuktikan bahwa dirinya kompeten dalam memimpin lima anak buahnya. Keputusan-keputusan yang ia buat tak jarang mengundang polemik. Ia juga kerap dinilai mengambil keputusan berdasarkan perasaan dimana logika amat dijunjung tinggi di instansi tersebut.
Seiring berjalannya waktu, pengalaman dan kesalahan-kesalahan yang pernah ia buat menjadi bahan bakar untuk dirinya bekerja lebih baik. Tidak hanya untuk dirinya tetapi juga seluruh anggota tim. Di samping itu ia juga belajar untuk mengatur skala prioritas saat berada di dalam dan luar area kerja. Pada akhirnya, semua itu ia dapat setelah melalui berbagai banyak hal yang mendewasakannya.
- Mengorbankan karier demi sang buah hati
Tidak ada yang salah dari menginginkan seorang anak. Namun bagi seorang wanita yang bekerja, keinginan tersebut sering terbentur dengan realita dimana wanita karier yang menikah menemui banyak kendala ketimbang yang tidak. Hal tersebut sempat menjadi kegalauan bagi Chae Yoo-jin (Yura), reporter yang bertugas di BMKG Korea. Setelah menikah dengan Han Gi-jun dan mendapati dirinya hamil, ia kemudian merasa ragu untuk mempertahankan janinnya. Keraguan tersebut apalagi kalau bukan perihal kariernya.