English English Indonesian Indonesian
oleh

FENOMENA! Di Makassar, Jalanan Dikuasai Warga dan Dibanguni, Akses Terblokade

Jika ada keseriusan, normalisasi secara perlahan bisa dilakukan. Sosialisasi kepada masyarakat harus digalakkan sejak sekarang. Agar ada dukungan, terutama membangun kultur lingkungan bersih.

“Ini memang harus kerja sama, dari pusat yang punya kewenangan, provinsi mengawasi, dan kota yang menata,” tandasnya.

Kewalahan

Semetara itu Penjabat Direksi Operasional PD Pasar Makassar Raya Syamsul Bachri mengaku angkat tangan. Ia menyadari keberadaan para pedagang ini melanggar. Pihaknya acap kali meminta kepada pedagang agar mereka bisa direlokasi ke dalam pasar.

“Tapi, tetap saja keras kepala. Susah juga karena mereka ini sudah bertahun-tahun di sana,” keluhnya.

Parahnya lokasi-lokasi dagang ini, kerap diwariskan kepada anak-anaknya, bahkan sengaja dicarikan tempat baru di tempat yang sama.

Imbauan relokasi tak efektif. Pihaknya hanya memberi imbauan kepada para pedagang untuk tak membuang sampah dan limbah ke kanal.

“Jadi susah mereka ini sudah lama. Taruhlah Pasar Terong pernah diimbau di sana, itu sejak difungsikan tahun 1995, itu yang terisi di dalam hanya lantai 1 dan 2,” kata dia.

Sejak dahulu, PD Pasar telah menyediakan ruang di dalam kawasan pasar agar pedagang ini bersedia pindah, namun tetap kukuh bertahan di atas saluran/pinggir kanal, sebab merasa pembeli lebih banyak di lokasi tersebut.

Mitigasi

Pengamat tata kota Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Nur Syam mengemukakan keberadaan jalur-jalur inspeksi juga erat kaitannya dengan mitigasi bencana. Perannya bisa meredam banjir, sebab akses pembenahan dari pemerintah mudah.

News Feed