Di dalam ruangan itu kata dia, ada beberapa alat adat istiadat seperti bosara, walasuji tempat buah, juga ada sajadah dan Al-Qur’an.
Bagi masyarakat Sulsel, kata Wahyudi, bosara dan walasuji merupakan sesuatu yang biasa.
“Kalau menurut saya itu biasa saja, tetapi ada beberapa warga mungkin melihat hal ini seperti di televisi, ada hal-hal yang aneh dan kurang selektif dalam memviralkan sesuatu sehingga membuat orang terprovokasi,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan kalau saat ini pihaknya tetap mencoba menghubungi pemilik gedung.
“Gedung bekas SMK Kesehatan itu sudah lama kosong. Bahkan sudah lebih dari 5 tahunan,” sebutnya.
Menyoal adanya tudingan masyarakat kalau tempat itu dijadikan sebagai tempat praktik perdukunan, dia mengatakan pihaknya tak bisa berasumsi. Apalagi selama berkantor di Kelurahan Taroada, pihaknya tak pernah melihat ada aktivitas mencurigakan di gedung bekas sekolah yang posisinya bersebelahan dengan kantornya itu.
“Sepengatahuan kami, tidak pernah ada aktivitas di sana. Karena mulai pagi hingga jam pulang kantor kami tidak pernah mendapati apapun,” kata mantan Kasubag Protokol Pemkab Maros ini.
Setelah video ini viral kata dia, banyak warga yang mulai berdatangan untuk melihat langsung ruangan itu.
“Kami sudah mengimbau dan menyarankan untuk tidak menyentuh barang-barang dalam ruangan tersebut,” imbaunya.
Dia juga meminta agar masyarakat bisa lebih selektif sebelum menyampaikan informasi di media sosial.
“Jadi kami kerjasama dengan babinsa dan bhabinkamtibmas mengamankam gedung itu dengan menggemboknya. Karena banyak yang ingin masuk dan kami menghindari ada barang hilang,” ungkap pria yang akrab disapa Bayu ini.