AUSTRALIA, FAJAR-Haidir Fitrah Siagian, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar bersama sang istri yang menempuh pendidikan Doktoral di Australia. Dia juga memboyong ketiga anaknya ke kota terbesar ketiga di negara bagian New South Wales, Australia.
Haidir menyebut, pada hari ini atau paling tidak sampai nanti jam dua dini hari, perbedaan waktu Indonesia Barat dengan Wollongong NSW Australia adalah empat jam, atau 240 menit.
Tetapi mulai esok katanya, perbedaan waktu ini akan berkurang menjadi tiga jam. Contohnya, jika sekarang di Wollongong sudah pukul 10.00 malam, maka di Jakarta baru pukul 06.00 sore.
“Nah mulai esok berkurang satu jam. Misalnya jika di sini sudah pukul 10 malam, maka di Jakarta sudah pukul 7 malam. Hal lainnya yang berubah adalah jadwal waktu berbuka. Jika tadi kami berbuka pukul 18.21 sore, maka esok kami akan berbuka lebih cepat, yakni pukul 17.50 sore. Ini adalah fenomena alam yang terjadi di Australia. Ini disebut dengan daylight saving. Namun tidak semua negara bagian di Australia menerapkannya,” paparnya.
Memasuki awal ramadan, Haidir Menyempatkan mengunjungi Masjid Al Hidayah, di Rockdale-Sydney. Sekitar 70 km dari Wollongong. Ia datang ke tempat itu karena mengantar putrinya yang ikut pesantren Ramadan.
Ia menceritakan, Masjid itu terletak di jalan besar, sudut dan sangat ramai. Hanya beberapa puluh meter dari stasiun kereta api. Lumayan besar dan bersih. Kelihatannya masjid sangat dijaga dan dipelihara dengan baik.
“Pengelolaanya ditangani oleh Muslim keturunan Bangladesh. Tadi kami salat Duhur bersama sangat ramai. Mirip salat Jumat. Sampai shaf belakang juga terisi,” ucapnya.