English English Indonesian Indonesian
oleh

Goldman Sachs Peringatkan Risiko Keruntuhan Dolar AS, Sejumlah Negara Transaksi Pakai Mata Uang Lain

Gita Gopinath, wakil direktur di Dana Moneter Internasional, mengatakan kepada Financial Times minggu ini bahwa sanksi Barat terhadap Rusia dapat menciptakan sistem global yang lebih terfragmentasi yang dapat merusak dolar.

Sebelumnya, bank investasi global Credit Suisse memprediksi bahwa era dolar sebagai mata uang dunia akan mengalami keruntuhan. Sementara aset digital dan emas akan menggantikan posisi dolar AS.

Pendiri bursa kripto BitMEX Arthur Hayes mengimbau sejumlah pihak untuk mengesampingkan masalah Rusia-Ukraina. Hayes mendorong berbagai pihak untuk menyadari dampak ekonomi yang disebabkan oleh sanksi ekonomi.

Hayes percaya ratusan miliar dolar bakal mengalir ke emas dan bitcoin pada dekade berikutnya. Di saat yang sama, dia juga meyakini “100 persen” bahwa krisis keuangan dan hiperinflasi Dolar AS akan segera terjadi.

Laman resmi blog BitME menyatakan pembekuan lebih dari 600 miliar Dolar AS dalam cadangan devisa Rusia akan menggoyahkan kepercayaan pemerintah dunia lain dalam menyimpan nilai mereka dalam perbendaharaan AS. China khususnya, yang memiliki surplus anggaran terbesar di dunia lebih dari 273 miliar dolar AS per tahun tidak akan lagi menggunakan ini untuk meningkatkan posisi mata uang fiatnya.

Hayes memprediksi bahwa China dan negara-negara surplus perdagangan lainnya akan melihat emas dan komoditas lain yang dapat disimpan untuk memarkir nilai sekitar 967 miliar dolar AS per tahun, yang dulunya milik mata uang fiat. Sebaliknya, ini akan sangat melemahkan kekuatan Dolar AS yang telah memerangi inflasi tertinggi yang pernah terjadi dalam 40 tahun.

News Feed