English English Indonesian Indonesian
oleh

Perkara Bissu: Ke Bone Kita Hilang, Bukan Healing!

Bone, Wajo, Soppeng dan Pangkep. Di titik ini, Bone menjadi sentral dan kiblat para bissu karena di sini mereka hidup dan berkeseharian di dalam Istana Kerajaan, walaupun sebenarnya di masing-masing tempat ini memiliki khasnya sendiri. Kembali dalam konteks Bone, prosesi mattompang arajang dahulu merupakan prosesi kerajaan dan dinikmati oleh kalangan tertentu saja.

Konteks ini kemudian berbeda dengan apa yang ada di Pangkep, yang basisnya sosial budayanya justru sangat lekat dengan masyarakat, begitu juga di Wajo dan Soppeng. Saking dekatnya beberapa upacara yang dilakukan oleh bissu langsung disponsori oleh masyarakat, berbeda dengan yang ada di Bone, karena mereka konsumsi elite, makanya juga elite sangat berperan penting atas apa yang ditampilkan pada mattompang arajang.  

Absennya bissu dalam prosesi Hari Jadi Bone 692 tanpa disadari akan memberikan banyak dampak kepada setiap lapisan di dalam masyarakat, dengan sendirinya pengakuan atas elite akan goyang karena ulahnya sendiri yang dengan brutal meniadakan peran bissu. Sementara di sisi lain, hadirnya budayawan mestinya mengambil peran pada porsinya masing-masing, sebab menggantikan peran bissu dalam beberapa kegiatan adalah perbuatan paling berengsek yang pernah ada! (*)

News Feed