BULUKUMBA, FAJAR -Antrean panjang terjadi di distributor minyak goreng di Pasar Sentral Bulukumba, Sabtu, 19 Maret. Warga rela antre sejak pagi hari untuk mendapatkan minyak goreng curah. Mereka membawa jerigen untuk dijadikan wadah minyak. Ada yang membawa lima liter hingga 20 liter.
Meski demikian, mereka hanya dibatasi membeli minyak sebanyak dua liter saja. Itu guna mencegah terjadinya penimbunan.
Warga lebih memilih menggunakan minyak curah, setelah pemerintah melalui kebijakannya menaikkan harga Rp23.900 perliter, sedang minyak curah bertahan Rp 14.000, pertanggal 17 Maret.
Agen minyak curah, Hj Ani mengatakan, tokonya setiap hari ramai serbuan warga. Sejak pukul 06.00 pagi. Dia telah melayani warga yang akan membeli minyak curah. Untuk saat ini, kabarnya, pemerintah menambah stok minyak curah ke tokonya. Jika sebelumnya hanya diberi 24 drum, kini 48 drum perminggunya.
Itu mengantisipasi kelangkaan, khususnya seperti saat ini, dimana minyak kemasan sulit didapat di pasaran. “Kita gunakan sistem antre dan batasi pembelian, supaya masyatakat lain kebagian,” katanya.
Hj Ani menjelaskan, minyak curah sama dengan minyak goreng pada umumnya, terbuat dari kelapa sawit. Hanya penyaringannya menjadi pembeda.
Warga Bulukumba, Murni mengatakan, memlih minyak curah karena harganya yang murah. “Minyak curah murah, mahal sekali minyak kemasan, sama ji hasil gorengnya,” kata Murni. (akb/*)