English English Indonesian Indonesian
oleh

Pemerintah Gagap Hadapi Angkot, Bus Terhambat, Penumpang Jadi Korban

FAJAR, MAKASSAR–Pemerintah terus mengalah terhadap angkot. Akibatnya, Teman Bus beroperasi tak efektif.

Idealnya, sepanjang pemprov dan pemkot memiliki tahapan jelas dalam reformasi transportasi publik, mestinya hambatan dari sopir pete-pete alias angkutan kota (angkot) bisa ditangani.

Saat ini yang dibutuhkan adalah kemauan serius dua pemda (Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar) untuk menata transportasi publik di ibu kota provinsi. Ketegasan diperlukan jika benar-benar ingin mengimplementasikannya.

Political will para pihak terkait akan membuat percepatan pembaharuan transportasi di Sulsel, khususnya di Makassar. Kuncinya ada pada keseriusan untuk mengatasi seluruh hambatan yang muncul. Termasuk kendala yang dihadapi Teman Bus.

Picu Stimulus

Pengamat Transportasi Universitas Fajar (Unifa) Nur Khaerat Nur mengatakan pemerintah perlu memberikan stimulus atau subsidi kepada sopir pete-pete sebagai awal mengubah manajemen transportasi.

Apalagi, pete-pete juga makin tergerus zaman. Fasilitas yang disediakan tidak senyaman bus. Di samping, dengan stimulus itu diharapkan dapat menambah fasilitas pete-pete.

“Tidak masalah jika pemerintah harus memberikan subsidi terlebih dahulu untuk menstimulus perubahan manajemen transportasi di Makassar,” ucap Nur Khaerat, dilansir koran FAJAR, Selasa, 1 Maret 2022.

Teman Bus dan pete-pete merupakan satu kesatuan. Operasional keduanya membutuhkan manajemen transportasi yang baru. Pemkot dan pemprov punya peran di situ.

Pete-pete bisa tetap merupakan bagian dari sistem transportasi di Makassar. Beroperasi terbatas dengan rute yang diperpendek di dalam kompleks. Sebab, akan kewalahan dengan tetap mengjangkau rute panjang.

News Feed