English English Indonesian Indonesian
oleh

Pemerintah Gagap Hadapi Angkot, Bus Terhambat, Penumpang Jadi Korban

Nur Khaerat sepakat pete-pete masuk dalam jalur sekunder. Jalur utama menjadi milik Teman Bus. Opsi ini bukan berarti mengucilkan peran pete-pete. Mereka tetap dirangkul dalam sistem transportasi yang terintegrasi sehingga terjadi konektivitas.

Pemerintah perlu membentuk hierarki itu berdasarkan jalan yang ada. Pengelolaannya berada pada dua wilayah berbeda, provinsi dan kota.

Maka dari itu kedua belah pihak ini mesti duduk bersama menentukan jalur mana yang sesuai untuk angkutan massal dan mana yang tidak.

Dishub Seide

Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Safran menuturkan harapannya memang pete-pete akan diberdayakan menjadi feeder (pengumpang) dari lokasi yang terjangkau oleh Teman Bus.

Pihaknya mengaku sudah sering duduk bersama para sopir pete-pete hingga menentukan trayek dan sebagainya.

Perihal ada kajian mendalam, ia mengaku tetap akan dipikirkan. Karena konsep awal setelah hadirnya Teman Bus adalah pete-pete menjadi feeder alias penyuplai.

Pihaknya mengaku memang tidak mudah karena harus duduk bersama membicarakan perihal teknisnya. Cepat atau lambat, bakal terlaksana.

“Tergantung juga, apalagi kita sering rapat bersama stakeholder terkait. Nanti kita tunggu bagaimana perkembangannya,” ucapnya.

Dishub bakal melibatkan seluruh elemen soal kajian feeder. “Akademisi, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI). Ada kajian dari pakar transportasi. Nantilah kita cari waktu agar membahasnya,” jelasnya.

Termasuk permintaan subsidi bagi pete-pete, ia mengatakan bisa saja dilakukan.
“Jika memungkinkan dan tidak menabrak aturan, kenapa tidak, kan? Tetapi tentu kita lihat dulu, harus dalam kajian,” tambahnya. (bus/zuk)

News Feed