FAJAR, MAKASSAR – Pembangunan dua bendungan di Sulsel tersandera lahan. Termasuk menyandera para pejabat BBWS Pompengan-Jeneberang.
Bendungan Pammukkulu, Takalar dan Baliase di Kabupaten Luwu Utara merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek yang menjadi atensi pemerintah pusat. Proyek ini harus rampung sebelum periode Presiden RI, Joko Widodo dan wakilnya, Ma’ruf Amin, di 2024.
Asal tahu saja, pembangunan Bendungan Pammukkulu yang berada di antara Kabupaten Takalar dan Gowa itu dibangun sejak 2017. Proyek ini ditarget rampung 2021. Akan tetapi, sampai saat ini belum beres. Tersandera lahan.
Progres pembebasan lahannya baru berjalan 50 persen dari total lahan di Takalar seluas 593 hektare. Artinya masih ada 305,42 hektare yang belum dibebaskan. Demikian pula di Kabupaten Gowa. Masih ada 47 hektare belum dibebaskan.
Hal serupa dialami di Bendungan Baliase di Kabupaten Luwu Utara. Bendungan ini mampu mengaliri 21.000 hektare sawah. Bendungannya sudah rampung sejak 2021. Akan tetapi, belum bisa difungsikan. Jaringan irigasinya belum beres.
Lagi-lagi bendungan ini tersandera masalah pembebasan lahan juga jadi pemicunya. Berlarut-larutnya pembangunan bendungan ini membuat Presiden RI, Joko Widodo mengutus Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Helson Siagian ke Sulsel.
Dalam pertemuan di kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan-Jeneberang, ia kaget dengan progres kedua PSN tersebut. Pembahasannya pun berlangsung alot. Semua hambatan dan kendala pembangunan bendungan dibahas.