English English Indonesian Indonesian
oleh

Memahami Indeks Kebahagiaan

Dimensi Indeks Kebahagiaan

Indeks kebahagiaan diperoleh melalui survei pengukuran tingkat kebahagiaan (SPTK). BPS sudah melakukan survei tersebut sejak 2014, 2017, dan 2021. Tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia diukur melalui tiga dimensi yaitu kepuasan hidup (life satisfaction), perasaan (affect), dan makna hidup (eudaimonia). Beberapa pertanyaan diajukan kepada responden terkait dimensi kepuasan hidup di antaranya, kepuasan terhadap pendidikan dan keterampilan, kepuasan terhadap lapangan pekerjaan, kepuasan terhadap pendapatan rumah tangga, lingkungan sosial, keamanan, dan sebagainya.

Indeks kebahagiaan lahir sebagai alternatif ukuran yang faktanya belum bisa ditunjukkan melalui indikator makro. Sebut saja, ekonomi terus tumbuh tetapi belum dapat menggambarkan kemakmuran (welfare), atau kesejahteraan (well-being) penduduk secara nyata.

Diduga bahwa ukuran makro tersebut belum sepenuhnya mewakili atau belum sepenuhnya masyarakat terlibat dalam aktivitas sosial-ekonomi. Jangan-jangan aktivitas ekonomi hanya di-drive oleh sebagian kecil orang yang menguasai sebagian besar sumber daya.

Keterbandingan Antar-negara

Belum banyak negara yang melakukan pengukuran kesejahteraan penduduknya menggunakan dua ukuran kesejahteraan sekaligus yaitu : kesejahteraan objektif (objective well-being) dan kesejahteraan   subjektif (subjective well-being).

Para pembuat kebijakan terkait perencanaan dan evaluasi pembangunan di berbagai negara pada dasarnya telah bersepakat untuk menggunakan indikator kesejahteraan subjektif dengan porsi yang lebih besar dibandingkan indikator ekonomi makro dengan alasan bahwa indikator kesejahteraan subjektif dianggap lebih mampu menggambarkan kondisi kesejahteraan penduduk atau masyarakat (OECD, 2019).

News Feed