Pemenang hadiah, jika dimungkinkan, diminta memberi kuliah tentang topik yang berkaitan dengan karyanya saat upacara pemberian hadiah. Adapun penghargaan ini didanai the Guillermo Cano Isaza Foundation dari Kolombia, the Helsingin Sanomat Foundation dari Finlandia, Namibia Media Trust and Democracy, dan Media Foundation Stichting Democratie and Media. Penghargaan ini digelar setahun sekali.
Pada 2021, peraih Penghargaan Guillermo Cano adalah jurnalis dan salah satu pendiri perusahaan media independen Rappler, asal Filipina, Maria Ressa, yang telah berkiprah sebagai jurnalis investigasi selama 30 tahun. Maria juga memeroleh Penghargaan Nobel Perdamaian 2021, sekaligus menjadi perempuan Filipina pertama yang pernah memenangi kategori ini.
“Saya yakin, jurnalis hebat seperti Maria Ressa di Indonesia ada banyak. Saya terinspirasi ketika menonton pidato beliau. Maka, kami ingin menyosialisasikan kepada Dewan Pers. Saya melihat, kita punya potensi mengikuti anugerah ini,” pungkas Itje.
KNIU merupakan lembaga yang didirikan berdasarkan mandat Konstitusi United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) yang mewajibkan setiap negara membentuk sebuah komite nasional. Sebagai negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mewadahi keberadaan KNIU di Indonesia. (rls/mukhlis)