English English Indonesian Indonesian
oleh

Tim Garam Unhas Beri Penyuluhan Pembuatan Garam di Desa Bontobahari

FAJAR, MAROS – Tim garam Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang pembuatan garam yang sesuai standar SNI di Desa Bontobahari, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sabtu, 29 Juni 2024.

Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan tambak yang kering saat musim kemarau, sehingga masyarakat tetap bisa mendapatkan pendapatan.

Tim yang diketuai oleh Prof. Dr. Indah Raya, M.Si, bersama anggota tim Dr. Andi Ilham Latunra, M.Si, Andi Asmi Citra Malina, Ph.D, dan Andi Muhammad Anshar memberikan penyuluhan kepada petambak yang lahannya mengalami kekeringan dan tidak dapat digunakan untuk memelihara ikan maupun rumput laut (sango-sango).

Prof. Indah berharap, masyarakat di Desa Bontobahari, khususnya di daerah Sabang, mampu memanfaatkan lahan yang kering untuk membuat garam saat musim kemarau, sehingga mereka tetap memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Selama ini, lahan tambak yang kering tidak dimanfaatkan dan hanya dibiarkan hingga musim hujan tiba untuk kembali digunakan dalam budidaya ikan bandeng, udang, atau rumput laut. Sementara itu, saat musim kemarau, pengeluaran masyarakat meningkat karena harus membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

“Dengan pemanfaatan lahan tambak yang kering untuk pembuatan garam krosok, masyarakat diharapkan tetap mampu memperoleh pendapatan saat kemarau tiba. Selain itu, masyarakat yang biasanya merantau mencari penghasilan di kota atau daerah lain saat musim kemarau dapat tetap bekerja tanpa harus jauh dari keluarga selama beberapa bulan,” tambah Prof. Indah.

Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman baru dan mengasah kepekaan mereka dengan melihat langsung kondisi masyarakat di lapangan. Diharapkan, kegiatan ini mampu memunculkan ide-ide inovatif dari mahasiswa untuk mengatasi permasalahan yang ada di tengah masyarakat.

Acara penyuluhan ini mencakup penjelasan tentang cara membuat garam sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk garam konsumsi, serta dialog antara masyarakat dan tim dosen dari Unhas. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Bontobahari mampu memanfaatkan lahan tambak yang kering untuk produksi garam, sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan mereka selama musim kemarau. (*)

News Feed