English English Indonesian Indonesian
oleh

Pemimpin Sinjai Berikutnya Seperti Apa?

Oleh: Andi Yahyatullah Muzakkir
Mahasiswa Ekonomi Sumber Daya Pascasarjana Universitas Hasanuddin

Potensi di Kabupaten Sinjai sangatlah besar, kurang lebih 60 persen sektor unggulannya menurut data Badan Pusat Statistik Sinjai dominan sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan. Sinjai memiliki pelelangan Ikan dan pelabuhan Larea-rea bertempat di Lappa Sinjai Utara, sehingga mata pencaharian masyarakat tentu banyak sebagai nelayan sebagai pencari ikan dan juga penjual ikan.

Secara geografi Sinjai terbagi antara lain daerah pesisir dan daerah pegunungan. Daerah pesisir antara lain Sinjai Utara, Pulau Sembilan dan Sinjai Timur bagian bawah berdekatan Tellulimpoe. Daerah pegunungan antara lain Sinjai Barat, Sinjai Tengah, Bulupoddo, dan Sinjai Timur bagian atas berdekatan dengan Sinjai Selatan. Dua pembagian tersebut menandakan bahwa Sinjai memungkinkan menggarap potensi sumber daya alamnya, seperti halnya perikanan, peternakan, perkebunan, dan pertanian. Sehingga mata pencaharian masyarakat Sinjai terbagi sebagai nelayan, petani, pekebun dan peternak. Hal itu harusnya di topang oleh kebijakan dan program pemerintah untuk mendorong sektor-sektor unggulan di atas.

Dalam keterangan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), pendapatan daerah untuk tahun 2024 Kabupaten Sinjai terbagi atas PAD (Pendapatan Asli daerah) dan dana transfer dari pusat seperti DAU (Dana Alokasi Umum), DAK (Dana Alokasi Khusus), dan DBH (Dana Bagi Hasil). Besaran PAD (pendapatan asli daerah) Sinjai yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah kabupaten Sinjai ketika dijumlahkan sebanyak Rp29,12Miliar, sedangkan dana transfer sebanyak Rp251,56 Miliar. Sehingga, secara keseluruhan pendapatan daerah Sinjai mengelola uang Rp298,89 Miliar, menurut data postur APBD dari Kementerian Keuangan.

Artinya, di tahun 2024 ini Sinjai memiliki pendapatan daerah sebanyak Rp298,89 Miliar lebih yang akan dikelola oleh pemerintahan Sinjai hari ini dan ke depannya. Sementara dalam setahunnya pokok utang yang dibayarkan sebanyak Rp6,48 Miliar. Dari postur APBD di atas, selain pembayaran pokok utang, tentu Kabupaten Sinjai mengeluarkan belanja daerah seperti belanja pegawai sebanyak Rp113,31 Miliar, belanja barang dan jasa sebanyak Rp26,76 Miliar, belanja modal sebanyak Rp1,700 Miliar, belanja lainnya sebanyak Rp28,01 Miliar, sumber data postur APBD Kementerian Keuangan.

Ketika kita melihat postur APBD, porsi pendapatan daerah lalu dikurang dengan belanja daerah, sebanyak Rp100 miliar lebih yang bakal dikelola oleh pemerintah daerah yang akan datang untuk pembangunan daerahnya. Dengan anggaran sebanyak itu, apa yang bisa diperbuat oleh Sinjai? Sehingga, ini bisa dipandang sebagai hambatan atau tantangan ketika Pemerintah ke depannya tidak mampu mengoptimalkan sumber daya alam yang dominan di Sinjai, karena hanya sedikit anggaran daerah yang tersedia untuk pembangunan dan peningkatan kesejahteraan.

Sehingga, timbul persoalan dari paparan singkat terkait potensi sumber daya alam yang dominan di atas dan melihat postur APBD, pendapatan daerah dan juga belanja daerah. Maka, dapat dipastikan kita mestinya membutuhkan pemimpin kabupaten Sinjai antara lain, sebagai berikut:

Pertama, pemimpin yang memiliki pengetahuan dasar terkait Kabupaten Sinjai, pengelolaan pemerintahan, pengelolaan sumber pendapatan daerah, mengoptimalkan sumber pendapatan daerah dengan sektor unggulan yang tersedia dan secara kreatif memiliki sumber-sumber pendapatan lain, serta mampu mendayagunakan anggaran daerah dengan efektif dan efisien untuk membangun kesejahteraan bersama.

Kedua, pemimpin yang memiliki networking luas. Karena jika hanya mengacu pada pendapatan asli daerah sebanyak Rp29,12 miliar kemungkinan pembangunan daerah Sinjai tidak optimal. Sehingga kita memerlukan pemimpin yang sebisa mungkin mampu memperoleh sumber-sumber pendapatan lain selain daripada pendapatan asli daerah sehingga kita berharap calon pemimpin kedepannya memiliki networking luas, mampu menggaet, menarik dan mengajak para investor lokal, nasional maupun internasional untuk berinvestasi terhadap pembangunan kesejahteraan masyarakat Sinjai.

Ketiga, kita tentu berharap pada pemimpin yang akan datang tahu masalah mendasar kabupaten Sinjai, mengakar, berjiwa sosial tinggi, ramah serta peduli terhadap persoalan yang terjadi di Sinjai dan pastinya dapat memberi solusi kreatif, tepat sasaran dan pastinya memiliki aksi nyata. Bukan hanya pemimpin yang diam dan tidak melakukan apa-apa.

Keempat, kita berharap bahwa pemimpin selanjutnya tahu persoalan birokrat, dan mampu memimpin pemerintahan Sinjai. Punya kapasitas dan kapabilitas, serta kompetensi dalam memimpin kabupaten Sinjai. Tentu secara universal kita berharap pemimpin yang akan datang bukan pemimpin yang hanya memiliki banyak uang, melainkan juga pemimpin yang bisa berpikir, punya pemikiran-pemikiran maju untuk membangun Sinjai di masa yang akan datang.

Dengan pemimpin yang memiliki kecakapan dan kemampuan kita berharap mampu menyelesaikan masalah-masalah seperti kemiskinan, pengangguran serta meningkatkan pembangunan manusia dan juga menghadirkan kesejahteraan bersama. Tapi, pada dasarnya kita membutuhkan pemimpin yang berani mengambil kebijakan pada sektor-sektor unggulan yang ada di Kabupaten Sinjai antara lain sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Kita butuh pemimpin yang berani, punya pikiran, mau bekerja untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sinjai. Salam Anak Muda. (*)

News Feed